SOSIALISASI: PT Borneo Indobara (PT BIB) menggelar sosialisasi penggunaan briket dan kompor berbahan bakar limbah batubara – ( Foto Dok Ist Humas PT BIB )
WARTACAKRAWALAMEDIA.COM, KALSEL – PT Borneo Indobara (PT BIB) melakukan sosialisasi penggunaan briket dan kompor berbahan bakar limbah batubara kepada masyarakat lingkar tambang di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa (9/7/2024).
Chief Operating Officer (COO) PT BIB, Raden Untoro menyampaikan, pihaknya berupaya memanfaatkan limbah batubara yang melimpah untuk menggantikan atau mensubtitusi penggunaan gas LPG.
“Mulai hari ini kita wacanakan bagaimana pemakaian batubara, baik batubarara dari reject maupun dari batubara murni yang dikonversikan menjadi briket lalu pengembangannya dengan kompor yang ada. Kita harapkan, kita akan mandiri dengan energi yang ada di sekitar kita,” katanya.
Raden Untoro menyatakan, manajemn PT BIB berkomitmen untuk mengembangkan dan merealisasikan penggunaan briket batubara ini di masyarakat.
“Terkait masalah teknis di lapagan, kita harapkan semua pihak bisa mendukung dan langkah awal program BIB adalah bagaimana untuk menyalakan briket menggunakan kompor supaya realisasi pemanfaatan ke depan harus murah, mudah menyalakan dan tidak membuat masyarakat repot dan juga harus aman jangan terlalu banyak media yang digunakan, tapi malah menyebabkan kebakaran,” sebutnya.
Ke depan, kata Raden Untoro, PT BIB akan bekerjasama dengan tekMIRA untuk mengembangkan penggunaan briket batubara ini karena tekMIRA dari ESDM khusus mengembangkan teknik batubara.
“Dengan teknologi yang ada ke depan saya yakin akan maju pesat dan murah. Sebab ke depan LPG tidak akan lebih murah, yang pasti LPG akan tambah mahal karena impor,” ujarnya.
Untuk menghindari ketergantungan impor gas LGP itulah, lanjutnya, PT BIB berharap semua pihak akan memanfaatkan sumberdaya alam batubara di Kalsel untuk penggunaan bahan bakar.
Raden Untoro menilai, pembuat kebijakan dari ESDM tidak terlalu sulit mendorong perusahaan tambang batubara untuk melakukan hilirisasi batubara menjadi briket. Hal ini tentunya untuk kepentingan rumah tangga serta untuk subtitusi gas LPG.
“Mudah-mudahan langkah awal ini merupakan itikad yang baik, Insya Allah hasilnya akan baik. Oleh karenanya selanjutnya tekMIRA dengan BIB akan bekerjasama untuk pengembangan selanjutnya supaya segala sesuatunya menjadi mudah dan murah,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Sekda Tanbu H Ambo Sakka atas nama Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada PT BIB terkait terobosan yang luar biasa terkait pemanfaatan dan penggunaan briket batubara untuk mengurangi ketergantungan terhadap gas LPG.
“Alhamdulillah bahwa Tanah Bumbu dikaruniai sumber daya alam yang begitu besar, khusunya batubara sehingga bila ini dimanfaatkan dengan baik saya kira ketergantungan dengan LPG bisa diminimalisir,” ucapnya.
Sekda mengakui jika gas LPG di Tanah Bumbu berfluktuasi, kadang hilang di pasaran dan kadang banyak.
“Kadang harganya melambung dan seterusnya sehingga kalau ada briket yang mendampingi minimal bisa sering untuk alat masak. Itu saya kira ke depan bisa bagus lagi di Kabupaten Tanbu,” katanya.
Lebih lanjut, Sekda juga menegaskan tentang pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam menciptakan produk-produk kreatif guna memberikan dampak positif ke masyarakat sehingga bukan saja perusahaan yang terdampak dari kekayaan alam sekitar tetapi masyarakat juga dapat merasakan melalui produk yang inovatif.
“Sekali lagi atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih adanya briket yang disponsori PT BIB ini. Ini sesuatu yang sangat baik prospek ke depannya,” kata Sekda.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA, Ir Yose Rizal diwakili Dirjen Minerba Kementrian ESDM, Ayi Ruhiyat Sukartin SE melalui Dinas ESDM Provinsi Kalsel, Heru Yulianto STMA menyampaikan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada PT BIB juga Pemkab Tanbu yang telah mengadakan sosialisasi penggunaan briket ini.
Menurutnya, Dirjen Minerba akan terus mendukung program briket batubara, termasuk sosialisasi teknologi kemudian regulasi.
“Dan kalau bisa bagaimana meningkatkan motivasi teknologi supaya cepat, aman keekonomianya, kemudian ramah lingkungan,” katanya
( RedWCM-AjieTNB )