Covid-19 Di Indonesia Menurun Di Bawah Standar WHO, Presiden Minta Tetap Hati-Hati

7087FBB5-DEDA-4D0C-AC2F-D774EDD5325A-768x432 (1)
( PENGARAHAN PRESIDEN : Bupati Tanah Bumbu dr HM Zairullah Azhar diwakili Asisten Bidang Pemerintahan Mariani menghadiri pengarahan Presiden RI Ir H Joko Widodo secara virtual di ruang DLR Kantor Bupati )

WARTACAKRAWALAMEDIA.COM – Presiden RI Ir H Joko Widodo meminta pemimpin di daerah untuk tetap berhati-hati meskipun kasus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia menurun di bawah standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Peringatan ini dipaparkan Presiden saat melakukan pengarahan secara virtual kepada Gubernur, Bupati serta Walikota se-Indonesia di Gedung Sekretariat Negara, Senin (25/10/2010).

Untuk Kabupaten Tanah Bumbu, pertemuan virtual dihadiri Asisten Bidang Pemerintahan Mariani dan sejumlah staf ahli mewakili Bupati Tanah Bumbu dr HM Zairullah Azhar di ruang DLR Kantor Bupati.

Presiden mengatakan, okupansi tempat tidur ICU dan isolasi atau bed occupancy rate (BOR) terkait kasus Corona di Indonesia sebesar 46,29 persen. Angka ini masih di bawah batas yang ditentukan WHO, yaitu 60 persen.

“Artinya ini berada posisi yang baik dan rendah, tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir,” kata Jokowi saat konferensi pers secara virtual.

Presiden kembali mengingatkan, trend dunia saat ini mengalami kenaikan dalam 2 persen, padahal 2 dan 4 minggu lalu trend-nya turun.

“Di Eropa misalnya dalam minggu ini naik menjadi sampai 23 persen. Di Amerika Selatan naik menjadi 13 persen, dengan trend ini harus mengingatkan bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati atau waspada karena dunia masih berada ketidakpastian,” jelasnya

Dengan kenaikan ini, tambah Presiden, negara lain harus jadi acuan pembelajaran, dimana relaksasi yang begitu cepat tanpa melalui tahapan-tahapan menjadi salah satu penyebabnya. Kemudian ada juga masalah protokol kesehatan (prokes) yang tidak disiplin.

“Alhamdulillah semua kita pakai tahapan, sementara di beberapa negara akhirnya lepas masker baik pertemuan terbuka atau tertutup,” tandasnya.

Kemudian, kata Presiden, yang harus diwaspadai pada siswa sekolah yakni pembelajaran tatap muka.

“Dari 3 hal ini agar kita semua hati-hati. Jangan sampai karena belajar tatap muka seperti di Brazil, akhirnya terjadi kembali lonjakan 14 persen kenaikan kasus karena tidak hati-hati. Dari laporan survei yang diterima dimana protokol kesehatan di sekolah yang harus dipantau adalah kantin sekolah, kemudian tempat parker,” ujarnya.

Presiden kemudian berharap kepada Gubernur, Bupati dan Walikota serta jajaran Forkopimda untuk perlu mengingatkan pihak sekolah guna melakukan manajemen pengawasan lapangan sehingga kejadian di negara lain tidak terjadi di Indonesia.

“Saya meminta kepada Gubernur, Pangdam dan Kapolda agar mengingatkan Bupati, Walikota Kapolres dan Dandrem agar meningkatkan kewaspadaan dengan memperkuat tracing dan testing meski 105 Kabupaten/kota ada kenaikan meski kecil tapi itu tetap diwaspadai,” tuturnya

   RedWCM

     (Adjie)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lain