Momentum Hari Malaria se-Dunia, 3 Kabupaten di Kalsel Termasuk Tanah Bumbu Belum Bebas Malaria

Screenshot_20240518-050101_Chrome

FOTO BERSAMA: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel, Hj Raudhatul Jannah dan Sekda Tanbu Ambo Sakka berfoto bersama jajaran Dinkes Provinsi Kalsel dan peserta pertemuan advokasi program pengendalian malaria di Kabupaten Tanah Bumbu – ( Foto Dok Ist Humas Pemkab Tanbu )

WARTACAKRAWALAMEDIA.COM, KALSEL – 3 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yakni Balangan, Tanah Bumbu dan Kotabaru ternyata belum bebas dari penyakit malaria.

Fakta ini diungkap langsung Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel, Hj Raudhatul Jannah ketika menghadiri pertemuan advokasi program pengendalian malaria di Kabupaten Tanah Bumbu dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia 2024 di Hotel Ebony, Senin (29/4/2024).

“Untuk 3 Kabupaten di Kalsel yang belum eliminasi malaria terdiri dari Kabupaten Balangan, Kotabaru dan Tanah Bumbu,” katanya.

Berdasarkan catatan, ungkapnya, Indonesia sudah berhasil membebaskan 388 dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia dari penyakit malaria.

Untuk Kalsel telah membebaskan 10 dari 13 Kabupaten/Kota, sedangkan target eliminasi tersebut adalah tahun 2027.

“Kalau melihat tahunnya masih lama ,tapi kalau kerjakan maka tidak terasa,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Hj Raudhatul Jannah menyampaikan malaria saat ini menjadi permasalahan kesehatan masyarakat, selain angka kematian bayi, anak balita dan ibu hamil.

Dia menilai, eliminasi malaria adalah sebagai upaya untuk membebaskan masyarakat dari malaria mulai tahun 2023 sampai dengan 2030.

Istri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor ini kemudian mengharapkan penanganan malaria semakin turun sesuai yang diharapkan.

“Untuk mencapai target penangan malaria itu, saya rasa tidak perlu sampai 2030, paling tidak 2026 sudah bisa diatasi, asalkan kita sama sama sinergi memeranginya,” ucap wanita yang akrab disapa Acil Odah ini.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tanah Bumbu H Ambo Sakka menceritakan suka duka dan kendala menangani penyakit malaria saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, beberapa tahun silam.

“Di tahun 2012, saat saya menjadi Kepala Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, masih ada akses jalan yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan kendaraan roda dua dan harus menginap di lokasi sasaran penanganan,” kata Ambo Sakka.

Berdasarkan pengamatan, kata Sekda, yang kena malaria di daerah ini lebih banyak warga dari daerah luar atau pendatang.

Untuk mengantisipasi penyakit ini, Sekda mengingatkan kepada Dinkes Tanbu agar setiap warga yang datang wajib untuk diperiksa kesehatannya di momentum hari malaria se-dunia tersebut.

Potensi demikian besar, karena akses geografis di Tanah Bumbu bisa ditempuh melalui darat laut dan udara.

Perlu diketahui, lanjut dia, Tanah Bumbu dianggap menjadi daerah yang dinamis terkait pertambahan penduduk di Kalimantan Selatan, belum lagi setelah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus.

Diperkirakan, katanya, akan ada 70 ribu tenaga kerja yang bakal diisi oleh orang luar Kalsel.

“Untuk penangan ini diperlukan peran semua pihak agar saling bersinergi sehingga malaria di Tanah Bumbu bisa dikendalikan,” pungkasnya

  ( RedWCM-AjieTNB )

Berita Lain